DISA Avissa Prima (2018) Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum Annuum L.) pada Komposisi Pupuk Hayati Mikoriza-Trichoderma dan Pengurangan Dosis Pupuk Buatan. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
Pertanian organik berkontribusi terhadap perlindungan lingkungan dan masa depan kehidupan manusia. Pertanian organik juga menjamin keberlanjutan agroekosistem dan mata pencaharian petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal digunakan dengan cara nutrisi, biomassa, dan energi dapat dikurangi untuk mencegah kontaminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis dan dosis pupuk organik cair yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi kubis. Penelitian ini dilakukan di KP Berastagi, dengan jenis tanah andisol dan ketinggian m dpl pada bulan Maret - Desember 2016. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial acak dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik cair LOF kelinci Kirinyuh dan kelinci. Faktor kedua adalah dosis pupuk organik cair LOF 0; 10 ml / l air, 20 ml / l air dan 30 ml / l air. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian LOF kirinyuh dan kelinci dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kubis. Pemberian LOF kirinyuh dengan dosis 20 ml / l air dapat meningkatkan berat tanaman. Pemberian LOF kelinci dengan dosis 10 ml / l air dapat meningkatkan diameter tanaman. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... 1 mengandung unsur hara dalam jenis dan jumlah bervariasi tergantung bahan asal, 2 menyediakan unsur hara secara lambat slow release dan dalam jumlah yang terbatas, dan 3 mempunyai fungsi utama memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah Marpaung, 2017. ...... Dosis pupuk organik cair MOL 15 cc/pot menghasilkan rata-rata jumlah daun tertinggi pada umur 14, 21 dan 28 HST dan Pada dosis pupuk organik cair MOL 15 cc/pot mempunyai kandungan unsur hara lebih banyak yang memacu pertumbuhan khususnya tinggi tanaman sehingga tangkai-tangkai daun yang terbentuk juga lebih banyak Marpaung, 2017;Sarif et al., 2015. ...Edy KustianiSaptorini SaptoriniTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi media dan dosis pupuk organik cair yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman sawi daging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL diulang tiga kali. Rancangan perlakuan faktorial dengan dua faktor dan masing – masing tiga taraf. Faktor pertama adalah komposisi midia M. Uji taraf menggunakan BNT 5%. Tidak terjadi interaksi yang nyata antara komposisi media dan dosis pupuk organik cair Mikroorganisme Lokal MOL terhadap semua parameter yang diamati. Perlakuan komposisi media berpengaruh nyata dan sangat nyata pada rata-rata tinggi 5tanaman umur 14, 21 dan 28 HST. Pada pengamatan luas daun, komposisi media M berpengaruh nyata dan sangat nyata. Komposisi media berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap rata-rata berat basah tanaman, berat kering tanaman, berat basah akar dan berat kering akar. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan unsur hara pada kompos yang tetiinggi. Perlakuan dosis pupuk organik cair MOL berpengaruh nyata dan sangat nyata pada rata-rata tinggi tanaman umur 14 dan 28 hari setelah tanam. Perlakuan dosis pupuk organik cair MOL berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 14, 21 dan 28 HST. begitu juga pada pengamatan luas daun. Perlakuan dosis pupuk organik cair MOL berbeda nyata dan sangat nyata terhadap berat basah tanaman, berat kering tanaman. dan yang terbaik adalah pada pelakuan 15 cc/pot karena mempunyai kandungan hara tertinggi. Perlakuan terbaik adalah pada faktor komposisi media kompos sekam 11 dan dosis pupuk organik cair mikroorganisme lokal MOL 15 cc/ Kunci Pupuk Organik Cair, Sawi daging.... Pupuk organik dapat berbentuk padat dan juga berbentuk cair. Pupuk organik cair mempunyai banyak manfaat diantaranya mempercepat pembentukan klorofil pada daun dan mempercepat pembentukan bintil akar pada tanaman polong-polongan yang dapat meningkatkan kemampuan fotosintesis pada tanaman dan pengikatan unsur nitrogen dari udara, dan beberapa manfaat lain pada tanaman Marpaung, 2018. Hal ini juga didukung oleh penelitian mengenai kegunaan dari pupuk organik cair yang manfaatnya cepat bereaksi karena unsur-unsur didalamnya sudah terurai Ginting, 2023. ... Putra Hidayat TelaumbanuaBetzy Victor TelaumbanuaNatalia Kristiani LaseRidho Victory NazaraSpinach is one of the most important needs for humans, but spinach production in Indonesia has decreased from year to year, so it needs improvement in terms of cultivation technology. The purpose of this study was to analyze the interaction between varieties of spinach and the dose of organic seaweed fertilizer on spinach production; analyzed the dose of organic seaweed fertilizer on spinach production and analyzed the effect of spinach varieties on spinach production. This study was arranged in a factorial randomized block design RBD, which consisted of two factors, the first factor was the variety of spinach b which consisted of two levels, namely green spinach variety Giti Hijau b1 and red spinach variety Giti Merah b2, the second factor is the dose of organic fertilizer d which consists of 4 levels, namely control d0, 2 mL/L water d1, 3 mL/L water d2, 4 mL/L water d3. The treatment was divided into 3 blocks as repetition. Data analysis used ANOVA and follow-up test with a DMRT level of 5%. The results showed that the variety of spinach had a significant effect on plant height from 3 to 5 WAP, the number of leaves at 2 WAP and 3 WAP, and the fresh weight of spinach. Fertilizer dosage did not significantly affect plant height, number of leaves, root length, fresh weight, and dry weight of plants . There was no interaction between spinach varieties and doses of organic seaweed fertilizer on all growth parameters and production of spinach.... The use of natural materials can support the process of preserving orchids by using them as fertilizers. Natural materials that can be found include livestock manure, rotting vegetables, straw, and so on Marpaung 2017. Liquid Organic Fertilizer POC is a liquid fertilizer produced from natural ingredients. ...Cymbidium ensifolium is a terrestrial orchid. Exploitation of orchids in nature causes extinction, so conversation efforts are needed, one of that efforts is ex situ conversation. The cultivation process is adapted by natural conditions, using natural material. One of organic fertilizers is liquid organic fertilizers based on coconut water and rice washing water. This research aims to studied the effect of applying liquid organic fertilizer POC made from coconut water and rice washing water with different concentration for growth of Cymbidiun ensifolium. This study was conducted from November 2021 to February 2022 was experimental garden used randomized block design with one factor and the concentration of POC is 0%, 15% and 30%. The method that used is ex situ, planting using polybags with soil medium husk husk hairy = 111 and mycoryza 5 gr. Result of ANOVA and DMRT anlysis showed that POC from coconut water and rice washing water had an effect on growth of Cymbidium ensifolium. concentration 30% of liquid organic fertilizer is optimal for shoot length, length and width leaf. The novelty of this research is use combination of coconut water and rice washing water as the basic ingredients for making fertilizer.... Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat di antaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dariudara, dapat meningkatkan vigor tanaman, sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca, dan serangan pathogen penyebab penyakit, merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah,serta mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah A. E. Marpaung, 2017;Mappanganro, Kiramang, & Kurniawan, 2019. ...Anis SholihahMuchtar Abdul LatifRizaldi Al AyubiDhea Alief RahmasariPOC pupuk organik cair adalah pupuk yang tersedia dalam bentuk cair dan dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia. Teknologi pembuatan POC sendiri kurang dikuasai petani, sehingga kelompok KKN 46 berinisiatif perlu melakukan pelatihan pembuatan POC bagi petani di Desa Glanggang Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang dengan memanfaatkan tanaman paitan. Tanaman paitan sendiri di desa Glanggang dianggap gulma oleh masyarakat setempat yang tumbuh liar dan berlimpah di desa tersebut. Disamping memanfaatkan tanaman liar tujuan dari pembuatan POC ini adalah untuk mengurangi kebiasaan petani desa Glanggang dalam penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik cair ramah lingkungan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan; tahap pertama yaitu survey lokasi tanaman paitan yang tumbuh liar dan berlimpah, tahap kedua berkoordinasi dengan ketua kelompok tani “Dewi Sri” di desa Glanggang, tahap ketiga persiapan pelaksanaan pelatihan dan tahap terakhir yaitu tahap keempat adalah pelaksanaan kegiatan pembuatan POC.... Liquid organic fertilizers can also increase the growth and production of mustard plants [8] [9], tomatoes [10] [11], soybeans [12], sweet corn [13], scallions [14]. The provision of liquid organic fertilizer from kirinyu and rabbit manure can increase cabbage growth and production [15]. Provision of liquid organic fertilizer from rabbit manure as the raw material can increase tuber weight per plant output per plot and tuber length compared without LOF on carrots [16]. ... Agustina E MarpaungBina Beru KaroS BarusUsing organic materials as fertilizer has contributed a lot to protecting the environment and the future of human life through sustainable agriculture. Local resources are used in such a way that synthetic nutrients can be reduced as low as possible. This study aims to determine the effect of liquid organic fertilizer LOF on cabbage yield with inorganic fertilizers' efficiency. The research was conducted in Berastagi experimental farm, Karo regency, with the soil type and altitude of 1,340 m asl, which began from July - September 2018. The design used was a randomized block design consisting of 16 treatments with three replication. The treatments tested were A. Without inorganic fertilizer + LOF 1, B. 25% inorganic fertilizer + LOF 1, C. 50% inorganic fertilizer + LOF 1, D. 75% inorganic fertilizer + LOF 1, E. 100% inorganic fertilizer + LOF 1, F. Without inorganic fertilizer + LOF 2, G. 25% inorganic fertilizer + LOF 2, H. 50% inorganic fertilizer + LOF 2, I. 75% inorganic fertilizer + LOF 2, J. 100% Inorganic Fertilizer + LOF 2, K. Without inorganic fertilizers + LOF 3, L. 25% inorganic Fertilizer + LOF 3, M. 50% inorganic Fertilizer + LOF 3, N. 75% inorganic Fertilizer + LOF 3, O. 100% Inorganic Fertilizer + LOF 3, P. 100% Inorganic Fertilizer + without LOF Control. The results showed that, in general, the application of liquid organic fertilizer for rabbit urine, fish fertilizer, and fish teillation could stimulate the growth and yield of cabbage better than inorganic fertilizers. Applicationthe liquid organic fertilizer can increase theheight growth of cabbage was - plant diameter was - crop weight per plant was - production per plot was – and the crop ratio of - compared to the use of inorganic fertilizers.... Pupuk organik cair dengan sebutan nama lain pupuk organik nabati yang berasal dari tanaman nabati seperti umbi-umbian, tanaman kacangkacangan, buah-buahan dan tanaman lainnya kemudian diproses dengan secara fermentasi karena peran enzimitis Juhaeti & Lestari, 2016;Kustiani, 2018. Pupuk organik cair diperlukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara mikro oleh dalm tanah yang terbatas Hadisuwito, 2007;Marpaung, 2017;Junaidi & Moeljanto, 2019. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mmengoptimasi pengaruh interaksi antara komposisi media tanam dan dosis POC terhadap pertumbuhan bibit kakao. ...Hendri Cahyo NugrohoBambang Dwi MoeljantoSupandji Rasyadan ProbojatiThis study aimed to determine the interaction between the composition of growing media and liquid organic fertilizer LOF dose on the initial growth of cocoa seedlings. The research method used was a two-factor Completely Randomized Design RAL and three replications. The research implementation consisted of seed preparation, planting media preparation, LOF preparation, planting, observation. Data analysis used analysis of variance to test whether there was an effect of treatment on cacao seed germination at an error rate of 5%. The results showed a significant interaction between the combination of treatment composition of planting media and dose of LOF on the number of leaves aged 14 days after planting DAP, 21 DAP, and 28 DAP. The best indication presented by the combination of treatment with a mixture of soil composition and chicken manure and a dose of 30 ml per plant of LOF M2D3 treatment. Treatment of planting media composition showed significant differences in plant height at all ages of observation, the number of leaves at 35 DAP, stem diameter at 28 and 35 DAP, and wet and dry weight per plant at 35 DAP. The dose treatment of LOF showed significant differences in plant height at the observational age of 14, 21, 28, and 35 DAP, the number of leaves at 35 DAP, stem diameter at 21, 28, and 35 DAP, wet and dry weight per plant at 35 DAP. The best results were shown by the composition of the M2 growing media and the 30 ml per plant D3 dose of LOF. All the observation parameters separately were the best Dilo FarenzaThis study aims to determine the influence of interaction, composition, concentration of planting media and the best liquid organic fertilizer on the growth and yield of red lettuce plants. This study used a randomized design of factorial groups. The first factor is M1 soil chicken manure 1 1, soil M2 chicken manure husk charcoal 1 1 1 and soil chicken manure sand 1 1 1. The second factor of NASA POC is 0 ml/liter of water, 2ml/liter of water, 4 ml/liter of water, 6ml/liter of water. The results showed that there were significant interactions in the treatment of planting media composition and NASA POC concentrations on plant height, number of leaves, total weight of fresh plants and consumption weight at harvest. The best treatment is the composition of the soil growing medium chicken manure husk charcoal 1 1 1 with a NASA POC concentration of 4 ml / liter of FebriyonoAffiatin RahmahGulma siam memiliki potensi untuk dijadikan pupuk kompos yang dapat digunakan pada tanaman selada di tanah ultisol. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan kompos gulma siam di tanah ultisol dan menentuka dosis terbaik untuk pertumbuhan tanaman selada di tanah ultisol. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap. Perlakuan yang dicoba adalah jenis pupuk kompos P1 danP2, kemudian dosis yang digunakan D0, D1, D2, dan D3. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, bobot segar akar, bobot kering akar, total panjang akar, luas daun, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan tanaman. Dari hasil penelitian diambil kesimpulan bahwa tanaman selada tumbuh baik di tanah ultisol dengan pupuk gulma siam, dosis D2 adalah dosis terbaik untuk pertumbuhan tanaman selada di tanah kunci kompos gulma siam, selada, ultisolAR GustaM. SameTo meet the needs of nutrients for plants, it is done by giving appropriate fertilizer with the correct dose so that the growth of pepper plants as a source of seeds is expected to increase. Research on the Effect of Organic Fertilizer and NPK on the Growth of Pepper Mother Plants aims to stimulate the vegetative growth of pepper mother plants. The research was carried out in the Nursery and Analysis Laboratory of the Lampung State Polytechnic from May to October 2021. The treatments were arranged in a factorial design in a randomized block design. The first factor is the application of organic fertilizer in the form of cow dung manure which consists of three levels, namely K0 = giving cow manure 0 kg ⁻¹ plant, K1 = giving cow manure kg ⁻¹ plant, and K2 = giving cow manure 5 kg ⁻¹ plant. The second factor is the four levels of NPK Mutiara fertilizer, namely M0 = giving NPK Mutiara 0 g ⁻¹ plant, Ml = giving NPK Mutiara 2 g ⁻¹ plant, M2 = giving NPK Mutiara 4 g ⁻¹ plant, and M3 = giving NPK Mutiara 6 g ⁻¹ plant. Each treatment was repeated three times, so that 36 experimental units were obtained. In each experimental unit, there were two pepper mother plants that were used as samples. The results showed that the application of cow manure 5 kg ⁻¹ pepper mother plant had a significant effect on the number of primary branches, the application of NPK Mutiara 6 g ⁻¹ plants had a significant effect on the number of primary branches, and there was an interaction between cow manure 5 kg ⁻¹ plants and NPK Pearl 6 g ⁻¹ plants had a significant effect on the height of the pepper mother JunaidiBambang Dwi MoeljantoPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan dosis pupuk organic cair POC yang digunakan akan menghasilkan produksi dan pertumbuhan tomat yang tidak sama pula. Hipotesisnya yakni perbedaan perlakuan pemberian dosis pupuk organik cair akan berpengaruh nyata terhadap produksi dan pertumbuhan tomat. Penelitian ini dilakukan dibawah rumah plastik dengan menggunakan polibag untuk tempat media tanam, sehingga lingkungan dapat dibuat homogen. Oleh karena itu rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL. Macam-macam dosis POC yang dicoba dalam penelitian ini adalah D0 Dosis 0 ml tanpa POC; D1 Dosis 5 ml / tanaman; D2 Dosis 10 ml / tanaman; D3 Dosis 15 ml / tanaman; D4 Dosis 20 ml / tanaman; D5 Dosis 25 ml / tanaman. Dari keenam dosis POC ini masing-masing diulang 4 kali, dan masing-masing ulangan terdiri dari 2 tanaman dalam polibag Duplo. Hasil pengamatan terhadap parameter pertumbuhan dan produksi dianalisis dengan analisis ragam untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan dosis POC. Bila terjadi perbedaan yang nyata maka untuk mengetahui perlakuan-perlakuan yang berbeda nyata dilakukan pengijian dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT 5%. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Bahwa pemberian dosis POC dari bahan baku sampah dapur berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat, tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi Kunci POC, Beru Karo Agustina E MarpaungLeek is one type of leaf vegetable that is commonly used for cooking vegetables or seasonings. Currently, it founded some problem in leek cultivation, including the production is low because the fertilization is not appropriate. The type and dosage of fertilizer can contribute to increasing production. This research aims to determine the dosage of potassium, and fish fertilizer is right for increased leek production. The research was conducted from January - March 2015 in the Berastagi experimental farm, with altitude ± 1340 meters above sea level; the soil type was andisol. Experiments using a randomized block design RBD factorial with three replications. The first factor is the dosage of potassium fertilizer K0 0 kg/ha, K1 100 kg/ha, K2 200 kg/ha, and K3 300 kg/ha. The second factor is dosage fish fertilizer I0 0 kg/ha, I1 500 kg/ha, I2 1000 kg/ha, and I3 1500 kg/ha. The leek variety was used is local variety. The results showed that there is an interaction between the potash and fish fertilizers on leek plant height. Application potash fertilizer K2O dosage of 200 kg/ha and fish fertilizer dosage of 1000 kg/ha can increase the leek plant height 56,98 cm. Application potash fertilizer K2O dosage of 200 kg/ha can increase the stem diameter, length of stems, length of leaves, and fresh weight per plant. Application fish fertilizer dosage of 1000 kg/ha can increase the stem diameter, leaves length, fresh and dry weight per plantp>Pemupukan organik banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan masa depan kehidupan manusia serta menjamin keberlanjutan bagi agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa sehingga unsur hara sintetis, biomassa, dan energi dapat ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran lingkungan. Penelitian bertujuan mendapatkan formulasi pupuk organik sumber daya lokal untuk budidaya sayuran kubis. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi dengan ketinggian tempat m dpl. dan jenis tanah Andisol. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai November 2015. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok RAK terdiri atas enam perlakuan dengan lima ulangan. Perlakuan yang diuji adalah A POC kirinyuh, B kotoran kelinci plus Kotciplus, C POC orok-orok, D POC kirinyuh + urin kelinci 1 1 v/v, E POC orok-orok + urin kelinci 1 1 v/v, dan F kontrol pupuk kimia sintetis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik Kotciplus dapat memacu pertumbuhan dan hasil kubis lebih baik daripada pupuk kimia sintetis. Penggunaan pupuk organik Kotciplus dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman kubis sebesar 4,42%, lebar daun sebesar 4,78%, diameter krop sebesar 3,26%, bobot krop per tanaman sebesar 7,13%, dan produksi per plot sebesar 2,43% dibanding penggunaan pupuk kimia sintetis. Penggunaan pupuk organik dapat menekan serangan penyakit akar gada sebesar 19,06 – 57,01%, namun meningkatkan serangan hama 12,12 – 27,5% dari kontrol. Implikasi yang diperoleh adalah pupuk organik Kotciplus sangat cocok untuk budidaya kubis. Keywords Brassica oleracea var. capitata L.; Pupuk organik Abstract Organic fertilization contributes to the protection of the environment and the future of human life. Organic farming also guarantees the sustainability of the agro-ecosystems and the lives of farmers as agricultural factors. Local resources are used in a way that synthetic nutrients, biomass, and energy can be reduced as low as possible and be able to prevent environmental pollution. The aim of the research is to extract local resources of organic fertilizer for the cultivation of vegetable cabbage. The study was conducted in Berastagi Experimental Garden with less altitude of 1,340 m above sea level and type of soil Andisol. The research was conducted from August to November 2015. The design used was a randomized block design, consist of six treatments with five replications. The treatments tested were A LOF liquid organic fertilizer kirinyuh, B manure rabbit plus Kotciplus, C. LOF sunn hemp, D LOF kirinyuh + rabbit urine 1 1 v/v, E LOF sunn hemp + rabbit urine 1 1 v/v and F control synthetic chemical fertilizers. The results obtained are Natural Kotciplus fertilizer can stimulate the growth and yield of cabbage were better than synthetic chemical fertilizers. The use of natural Kotciplus fertilizer can increase the high growth cabbage, leaf diameter crop diameter the weight of the crop per plant and the production per plot 2, 43% compared to the use of chemical synthetic fertilizers. The use of natural fertilizers can suppress the attack of the clubroot disease by % to but increased pest attacks - of controls. The implication is that natural Kotciplus fertilizer is very suitable for cabbage cultivation. CariSeleksi Terbaik dari dosis pupuk cabe Produsen dan Murah serta Kualitas Tinggi dosis pupuk cabe Produk untuk indonesian Market di Alibaba.com JAKARTA, - Saat menanam cabai, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah pemupukan. Pemberian pupuk untuk cabe harus diperhatikan jenis, dosis, dan tujuan penggunaannya. Salah satu pupuk tanaman cabai adalah pupuk ZA. Pupuk ZA merupakan pupuk yang dikenal juga dengan nama Amonium Sulfat atau NH4 dari laman Cybex Kementerian Pertanian, Rabu 10/8/2022, pupuk ZA mengandung 21 persen unsur hara makro nitrogen dan 24 persen unsur hara makro sulfur. Baca juga Cara Membuat Pupuk Organik Cair untuk Merangsang Bunga dan Buah SHUTTERSTOCK/PAPA ANNUR Ilustrasi tanaman cabai. Pupuk ZA bisa dikategorikan sebagai pupuk tunggal karena mengandung banyak unsur hara makro. Karena pupuk ini mengandung unsur sulfur, pupuk ZA akan sangat baik apabila diberikan ke tanaman pada masa awal tanam cabe. Pupuk ZA dapat dikenali dari bentuknya yang berupa kristal kecil dengan warna yang beragam, mulai dari warna abu-abu, putih, dan kuning. Bahkan, ada juga pupuk ZA yang berwarna biru keabu-abuan. Pupuk ZA harus disimpan di tempat yang cukup kering dan jauh dari sumber air. Pasalnya, pupuk ini mampu bahkan untuk menarik uap air yang berada dalam kelembapan ruangan sekitar 80 persen dalam suhu kurang dari 30 derajat celcius. Baca juga Pupuk SP36 Karakteristik, Manfaat, dan Cara Mengaplikasikannya Dosis pupuk ZA untuk tanaman cabe Untuk tanaman cabe yang masih dalam fase pertumbuhan awal atau vegetatif, dosis pupuk ZA yang diberikan bisa mengikuti dosis dengan cara melarutkan 1 gelas pupuk ZA ke dalam air sebanyak 25 hingga 30 liter. Pupuk ini bisa diberikan dengan dosis sebanyak 50 ml per tanaman.BlogPupuk Organik Cair Ads (728x90) Menu. Search. Budidaya Pertanian, Cabe, Teknis Budidaya. BUDIDAYA CABE. Manakutahu 11.06 A + A-Print Email. CARA BUDIDAYA CABE ORGANIK Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24-27°C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
Cara membuat pupuk organik padat Pembuatan 16 Macam Pupuk Organik Padat dan Cair POC – Page 3 12. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Urin Kelinci Bahan dan peralatan ; a. Urine kelinci 10 liter b. EM4 10 ml c. Molases/tetes tebu 100 ml Bisa diganti dengan 1 ons gula merah yang dicairkan d. Terasi 100 gram e. Jerigen ukuran 15 liter Cara membuat pupuk organik padat Cara pembuatan – Masukkan 10 liter urine kedalam jerigen – Masukkan EM4 dan molases/gula merah cair kedalam jerigen – Tumbuk terasi hingga halus, masukkan kedalam jerigen – Setelah semua bahan dimasukkan kedalam jerigen, kemudian diaduk hingga tercampur rata – Tutup rapat jerigen dan disimpan ditempat teduh dan tidak terpapar sinar matahari selama 7-8 hari – Setiap pagi tutup jerigen dibuka sebentar untuk membuang gas didalam jerigen – Fermentasi berhasil jika pada hari ke 7 atau 8 ketika tutup dibuka tidak berbau urin lagi 13. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Kotoran Ayam dan Bahan Organik Bahan dan peralatan ; a. Kotoran ayam 1 karung, dedak 1/2 karung, bahan organik jerami, batang pisang, daun kacang-kacangan 30 kg b. Gula merah 100 gram, EM4 100 ml, air bersih secukupnya c. Drum, ember, selang kecil, botol plastik cara membuat ; – Larutkan EM4 dan gula menggunakan air secukupnya – Bahan organik dipotong-potong kecil dan dicampur rata dengan kotoran ayam dan masukkan kedalam drum – Masukan air kedalam drum dengan komposisi 2 bagian bahan kompos dan 1 bagian air – Masukkan bioaktivator sambil diaduk, drum ditutup rapat – Pada tutup drup dipasang selang kecil untuk mengeluarkan gas, ujung selang dimasukkan kedalam botol plastik berisi air. Fermentasi berlangsung 7-10 hari – Jika aromanya menyerupai bau tape, maka POC sudah jadi. Saring dan ampasnya digunakan sebagai pupuk padat 14. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Urin Kelinci dan Susu Basi Bahan dan peralatan a. Urin kelinci b. Susu basi/kadaluarsa c. Air kelapa d. Gula merah e. Jerigen/ember berpenutup Cara membuat – Larutkan gula menggunakan air secukupnya – Masukkan semua bahan kedalam jerigen/ember sambil diaduk rata – Wadah ditutup rapat dan disimpan pada tempat teduh – Fermentasi selama 1 bulan, setiap hari tutup dibuka sebentar supaya tidak meledak – Setelah 1 bulan difermentasi, POC siap untuk digunakan 15. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Air Leri dan Keong Sawah Bahan dan peralatan a. Air leri/cucian beras pertama 5 liter b. Keong sawah 1/2 kg ditumbuk halus c. Air kelapa 5 liter d. EM4 100 ml e. Ember berpenutup Cara membuat ; – Semua bahan dimasukkan kedalam wadah dan ditutup – Simpan di tempat terlindung selama 14 hari – Saring dan ambil airnya digunakan sebagai POC 16. Cara Membuat Pupuk Organik Cair POC Buah-buahan Bahan dan peralatan ; a. 1 buah pisang, 1/5 buah pepaya, 1/5 buah nanas, 1/2 buah mangga, 1/4 buah semangka, kangkung air 1 ikat, kacang panjang 1 ikat, jagung muda 1 buah. b. Ragi 1 butir, gula kela[a 1/2 kg c. Air kelapa 1 liter, air leri 1 liter d. Usus ikan 30 gram Cara membuat – Bahan a direndam menggunakan air panas 70C, kemudian diblender – Gula kelapa dilarutkan dengan 1/5 liter air – Masukkan semua bahan kecuali usus ikan kedalam wadah berpenutup sambil diaduk rata – Hari kedua masukkan usu ikan dan ditutup kembali – Fermentasi selama 14 hari Petunjuk Cara Menggunakan Pupuk Organik Cair POC dan Pupuk Organik Padat 1. Cara Aplikasi POC Pupuk Organik Cair a. Digunakan sebagai pupuk daun Disemprotkan pada daun dan seluruh bagian tanaman dengan dosis 10 1 10 liter air 1 liter POC. Frekuensi penyemprotan 2 – 3 kali dalam satu minggu. b. Digunakan sebagai pupuk akar Dikocorkan pada tanah/akar tanaman dengan dosis 5 1 5 liter air 1 liter POC. Pertanaman diberikan 250-400 ml dengan frekuensi 2-3 kali seminggu. 2. Cara Aplikasi Pupuk Organik Padat kompos a. Untuk media tanam di pot/polybag Dicampur dengan tanah, perbandingan 3 1 3 bagian tanah 1 bagian kompos b. Untuk pupuk dasar dilahan Ditaburkan merata diatas bedengan kemudian ditutup tanah tipis c. Untuk pupuk susulan Ditaburkan diarea perakaran kemudian diurug tanah Baca selengkapnya << Page 1, Page 2, Page 3 Demikian tentang “Cara Membuat 16 Jenis PUPUK ORGANIK CAIR POC dan Pupuk Organik Padat serta Cara Aplikasinya“. Semoga bermanfaat…. Salam mitalom !!!
BANYUWANGINETWORKCOM-Bisa dikatakan, peternak dan petani masih jarang yang memanfaatkan urine ternak seperti sapi untuk bahan pembuatan pupuk cair ().Sebagian besar pemanfaatan pupuk organik pada hewan ternak masih sebatas pada kotoran hewannya. Tanaman sayuran dan hortikultura setelah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur, daunnya kelihatan segar dan hijau serta ulat yangThis study aimed to determine 1 the combination of the effect of liquid organic fertilizer LOF concentration and nitrogen fertilizer dose on the growth and yield of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1 2 the effect of LOF concentration and nitrogen fertilizer dose which gave the best influence on growth and the results of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1 3 correlation between growth components and yield of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1. The study was conducted in Nanggerang Village, Jalaksana District, Kuningan-West Java Regency, from July to October 2018. The method used in this research was the experimental method. The experimental design used was Randomized Block Design RBD. This experiment consisted of 12 combinations of liquid organic fertilizer concentration and nitrogen fertilizer dosage, each of which was repeated three times, so that there were 36 experimental plots. The combination of treatments tested in the field are A = LOF 0%, N = kg / ha 150 kg Urea, B = LOF 0%, N = kg / ha 200 kg Urea, C = LOF 0%, N = kg / ha 250 kg Urea, D = LOF 15%, N = kg / ha 150 kg Urea, E = LOF 15%, N = kg / ha 200 kg Urea, F = LOF 15%, N = kg / ha 250 kg Urea, G = LOF 20%, N = kg / ha 150 kg Urea, H = LOF 20%, N = kg / ha 200 kg Urea, I = LOF 20%, N = kg / ha 250 kg Urea, J = LOF 25%, N = kg / ha 150 kg Urea, K = LOF 25%, N = kg / ha 200 kg Urea, L = LOF 25%, N = kg / ha 250 kg Urea. The results showed that combination of liquid organic fertilizer concentration and dose of nitrogen fertilizer did not affect to all observed variables except for stem diameter at 21 DAP. There was correlation between the components of growth and the fruit weight of the crop. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal AGROSWAGATI 7 2, Oktober 2019 p-ISSN 2339-0085 serta e-ISSN 2580-5185 Vol. 7 No. 2, Oktober 201987 PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN TAKARAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI RAWIT Capsicum frutescens L. KULTIVAR DEWATA F1 Gustaf Rifaldy1, Wijaya2 dan Ismail Saleh2 1 Alumnus Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unswagati, Cirebon 2 Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unswagati, Cirebon DOI Diterima 17 Mei 2019; Direvisi 18 Juli 2019; Diterima September 2019; Dipublikasikan Oktober 2019 ABSTRACT This study aimed to determine 1 the combination of the effect of liquid organic fertilizer LOF concentration and nitrogen fertilizer dose on the growth and yield of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1 2 the effect of LOF concentration and nitrogen fertilizer dose which gave the best influence on growth and the results of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1 3 correlation between growth components and yield of cayenne pepper Capsicum frutescens L. cultivar Dewata F1. The study was conducted in Nanggerang Village, Jalaksana District, Kuningan-West Java Regency, from July to October 2018. The method used in this research was the experimental method. The experimental design used was Randomized Block Design RBD. This experiment consisted of 12 combinations of liquid organic fertilizer concentration and nitrogen fertilizer dosage, each of which was repeated three times, so that there were 36 experimental plots. The combination of treatments tested in the field are A = LOF 0%, N = kg / ha 150 kg Urea, B = LOF 0%, N = kg / ha 200 kg Urea, C = LOF 0%, N = kg / ha 250 kg Urea, D = LOF 15%, N = kg / ha 150 kg Urea, E = LOF 15%, N = kg / ha 200 kg Urea, F = LOF 15%, N = kg / ha 250 kg Urea, G = LOF 20%, N = kg / ha 150 kg Urea, H = LOF 20%, N = kg / ha 200 kg Urea, I = LOF 20%, N = kg / ha 250 kg Urea, J = LOF 25%, N = kg / ha 150 kg Urea, K = LOF 25%, N = kg / ha 200 kg Urea, L = LOF 25%, N = kg / ha 250 kg Urea. The results showed that combination of liquid organic fertilizer concentration and dose of nitrogen fertilizer did not affect to all observed variables except for stem diameter at 21 DAP. There was correlation between the components of growth and the fruit weight of the crop. Keywords Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. A. PENDAHULUAN Cabai rawit Capsicum frutescens L. tergolong dalam famili terung-terungan Solanaceae yang berasal dari Meksiko, Peru, dan Bolivia, tetapi sudah tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia Cahyono, 2003. Diperkirakan terdapat 20 spesies cabai yang sebagian besar hidup dan berkembang di Benua Amerika, akan tetapi masyarakat Indonesia umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika Harpenas dan Darmawan, 2010. Menurut Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia AACI produktivitas cabai di Indonesia masih rendah dibanding negara lain Tim Penulis Agriflo, 2012. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai rawit salah satunya yaitu dengan pemupukan. Kotoran kambing merupakan bahan yang mempunyai kandungan unsur hara lengkap dengan proporsi yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain. Selain mengandung unsur-unsur makro Nitrogen, Fosfor, Kalium juga mengandung unsur-unsur mikro Kalium, Magnesium, serta sejumlah kecil Mangan, Tembaga, Borium dll yang dapat menyediakan unsur-unsur atau zat makanan bagi kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman Sutedjo, 2002. Nitrogen akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, penampilan, warna, dan Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. 88Vol. 7 No. 2, Oktober 2019 hasil tanaman. Nitrogen membuat bagian tanaman menjadi hijau karena mengandung klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Unsur tersebut juga bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tinggi bagi tanaman, memperbanyak jumlah anakan, mempengaruhi lebar dan panjang daun serta membuat menjadi besar, menambah kadar protein dan lemak bagi tanaman Harin Eki Pramitasari, Tatik Wardiyati dan Mochammad Nawawi, 2016. B. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nanggerang, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Lokasi penelitian ini berada pada ketinggian 512 meter di atas permukaan laut. Suhu udara rata-rata berkisar 28oC-29oC dan pH tanah 5,44 masam. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Oktober 2018. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, penggaris, jangka sorong, gelas ukur, timbangan digital, handsprayer, ember, plastik semai, plakat nama, alat tulis dan kalkulator serta peralatan lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK yang terdiri dari 12 kombinasi perlakuan dan tiga ulangan, kombinasi perlakuan yang diuji adalah sebagai berikut A = POC 0%, N = 67,5 kg/ha 150 kg Urea B = POC 0%, N = 90,0 kg/ha 200 kg Urea C = POC 0%, N = 112,5 kg/ha 250 kg Urea D = POC 15%, N = 67,5 kg/ha 150 kg Urea E = POC 15%, N = 90,0 kg/ha 200 kg Urea F = POC 15%, N = 112,5 kg/ha 250 kg Urea G = POC 20%, N = 67,5 kg/ha 150 kg Urea H = POC 20%, N = 90,0 kg/ha 200 kg Urea I = POC 20%, N = 112,5 kg/ha 250 kg Urea J = POC 25%, N = 67,5 kg/ha 150 kg Urea K = POC 25%, N = 90,0 kg/ha 200 kg Urea L = POC 25%, N = 112,5 kg/ha 250 kg Urea Masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah petak dalam penelitian sebanyak 12 x 3 = 36 petak C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Tinggi Tanaman C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90,0 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 13,00 14,53 15,43 13,40 13,00 16,83 14,03 18,45 19,60 20,53 18,87 18,93 22,37 21,33 26,60 28,03 27,87 26,07 26,43 31,00 29,50 Kondisi ini menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen belum dapat memberikan pengaruh tinggi tanaman cabai rawit yang berbeda pada umur 21, 28 dan 35 HST. POC memiliki unsur hara yang lengkap tetapi kandungan unsur haranya relatif kecil. Menurut Murbandono 1990 dalam Netti Nurlenawati 2010 kandungan unsur hara dalam pupuk organik tersebut masih relatif kecil sehingga dalam aplikasi penggunaannya masih perlu menggunakan pupuk anorganik. Namun demikian, walaupun penggunaan pupuk anorganik sudah diberikan agar pemberian POC menjadi lebih efektif tetapi keberadaan nitrogen di dalam tanah mudah sekali tercuci dan mudah menguap, sehingga tanaman tidak dapat maksimal dalam menyerap unsur hara dalam tanah terutama nitrogen. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 2. Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. Vol. 7 No. 2, Oktober 201989 Tabel 2. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Jumlah Daun A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 17,67 16,53 16,13 16,40 15,53 15,53 17,07 17,47 16,40 15,00 17,20 17,00 24,93 24,33 23,13 23,13 22,13 22,53 26,00 25,73 25,33 27,07 30,20 27,60 54,27 61,93 48,20 49,07 46,20 51,13 53,20 62,20 50,60 54,20 68,20 60,40 Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun cabai rawit umur 21, 28, dan 35 HST. Hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara terutama N yang terdapat pada lahan percobaan sangat rendah. Data hasil analisis laboratorium bahwa kandungan unsur hara N total pada lahan percobaan yaitu 0,20 %. Menurut Miftah Anugrah Pamungkas dan Supijatno 2017 ketersediaan nitrogen di dalam tanah dipengaruhi antara lain oleh bahan organik tanah, kadar air tanah, suhu serta fiksasi nitrogen oleh bakteri tanah. Selain faktor tersebut, upaya penambahan nitrogen pada lahan percobaan dengan pemberian POC dan takaran pupuk nitrogen nampaknya belum mampu untuk memenuhi kebutuhan vegetatif tanaman cabai rawit. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang umur 21 HST, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang cabai rawit umur 28 dan 35 HST. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Diameter Batang A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 2,28 b 1,99 a 1,82 a 2,37 b 2,27 b 2,55 b 2,00 a 2,68 b 2,32 b 2,64 b 2,75 b 2,31 b 3,15 3,25 3,03 3,05 3,01 3,11 3,24 3,35 3,41 3,14 3,55 3,47 3,61 3,87 3,33 3,81 3,57 3,67 3,80 3,96 3,83 3,80 4,19 4,03 Keterangan Angka rata-rata disertai huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata menurut Uji Gugus Scott-Knot pada taraf 5%. Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang cabai rawit pada umur 21 HST, pada umur 21 HST diameter batang terendah ada pada perlakuan B, C dan G. menurut Alfiyan Arif, Arifin Noor Sugiharto dan Eko Widaryanto 2014 nitrogen merupakan unsur hara makro penting bagi tanaman yang diperlukan dalam pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman. Sedangkan pada umur 28 dan 35 HST tidak memberikan pengaruh yang nyata pada perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen, hal ini dikarenakan pada umur tersebut tanaman cabai rawit sudah mulai memasuki fase generatif sehingga memungkinkan untuk terjadinya pemanfaatan unsur hara untuk fase generatif tanaman. Hal ini sejalan dengan Fahrurrozi, Idarman Tarmizi, dan Bandi Hermawan 2009 yang menyatakan karateristik pertumbuhan tanaman cabai yang indeterminate memungkinkan terjadinya kompetisi pemanfaatan unsur nitrogen antara organ vegetatif dan organ generatif. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. 90Vol. 7 No. 2, Oktober 2019 nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah buah per tanaman cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4. Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Jumlah Buah per Tanaman Jumlah Buah per Tanaman buah A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 37,75 45,23 33,72 34,17 39,87 45,64 34,55 44,52 29,88 39,07 39,85 42,98 Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah buah per tanaman cabai rawit. Hal ini diduga konsentrasi POC dan pupuk takaran nitrogen belum mampu memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman, selain kandungan hara yang terdapat dalam pupuk organik cair relatif sedikit, takaran pupuk nitrogen yang kurang tepat akan mempengaruhi serapan N oleh tanaman akan rendah sehingga pembentukan klorofil juga rendah yang akan mengakibatkan hasil fotosintat menjadi rendah. Menurut Nur Edy Suminarti 2010 menyatakan bahwa banyaknya pupuk N yang diaplikasikan ke tanah memberi kontribusi besar terhadap ketersediaan dan serapan N oleh tanaman. Tanaman dengan serapan N rendah, kandungan klorofil yang dihasilkan juga rendah, yang selanjutnya berpengaruh pula pada rendahnya kemampuan tanaman dalam melangsungkan aktivitas metabolismenya, terutama fotosintesis. Hal ini menjadi indikasi bahwa jika proses fotosintesis rendah maka akan menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang rendah pula yang akan mengakibatkan hasil tanaman menjadi rendah. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter buah cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Diameter Buah A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 6,75 7,12 7,04 6,93 7,05 6,94 6,91 6,94 6,74 6,85 6,93 7,09 Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter buah cabai rawit. Hal ini diduga konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen belum mampu memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman, pemupukan yang tepat sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman dalam perkembangan vegetatif maupun generatif. Oleh karena itu diameter buah sangat erat hubungannya dengan pemupukan. Pupuk nitrogen salah satu manfaatnya untuk pembentukan klorofil yang sangat penting dalam proses fotosintesis. Menurut Kiki Waskito, Nurul Aini dan Koesriharti 2017 menyatakan jika proses fotosintesis meningkat dan menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang banyak yang akan disimpan dalam bentuk karbohidrat dalam buah, banyaknya fotosintat yang terbentuk akan menyebabkan diameter buah dan panjang buah meningkat pula. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang buah cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6. Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. Vol. 7 No. 2, Oktober 201991 Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Panjang Buah A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 3,63 3,69 3,70 3,71 3,71 3,75 3,80 3,84 3,85 3,87 3,89 4,20 Berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang buah cabai rawit. Menurut Kiki Waskito, Nurul Aini dan Koesriharti 2017 menyatakan jika proses fotosintesis meningkat dan menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang banyak yang akan disimpan dalam bentuk karbohidrat dalam buah, banyaknya fotosintat yang terbentuk akan menyebabkan diameter buah dan panjang buah meningkat pula. Artinya pembentukan panjang buah masih berkaitan dengan pembentukan diameter buah yang sama-sama dipengaruhi oleh fotosintat yang dihasilkan dari proses fotosintesis Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak cabai rawit. Hasil analisis dapat dilihat secara rinci pada Tabel 7. Tabel 7. Pengaruh Konsentrasi POC dan Takaran Pupuk Nitrogen Terhadap Bobot Buah per Tanaman dan Bobot Buah per Petak Bobot Buah per Tanaman g A = POC 0%, N 67,5 kg/ha B = POC 0%, N 90,0 kg/ha C = POC 0%, N 112,5 kg/ha D = POC 15%, N 67,5 kg/ha E = POC 15%, N 90 kg/ha F = POC 15%, N 112,5 kg/ha G = POC 20%, N 67,5 kg/ha H = POC 20%, N 90,0 kg/ha I = POC 20%, N 112,5 kg/ha J = POC 25%, N 67,5 kg/ha K = POC 25%, N 90,0 kg/ha L = POC 25%, N 112,5 kg/ha 43,83 58,78 39,58 37,42 46,58 49,49 38,86 56,29 33,64 42,73 43,88 48,74 620,00 844,00 654,00 575,67 730,00 707,67 645,33 702,67 533,67 667,33 752,67 773,33 Berdasarkan Tabel 7 menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak cabai rawit. Hal ini dikarenakan bobot buah dipengaruhi oleh jumlah buah, diameter buah dan panjang buah, selain itu pengaruh POC dan nitrogen terhadap fase pertumbuhan sangatlah penting karena pada fase pertumbuhan seperti tinggi tanaman dan jumlah daun akan mempengaruhi hasil cabai rawit. Hal ini diduga konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen belum mampu memenuhi kebutuhan tanaman cabai rawit, Selain di lokasi penelitian tidak terjadi turun hujan selama percobaan, sehingga kebutuhan air bagi tanaman sangat berkurang, walaupun dilakukan penyiraman setiap harinya namun kemungkinan belum mencukupi kebutuhan air bagi tanaman. Selain itu akibat dari tidak adanya hujan selama percobaan menjadikan kondisi lahan kering sehingga memungkinkan terjadinya evapotranspirasi, hal ini dapat mengganggu metabolisme tanaman juga unsur nitrogen dalam tanah diduga menguap sehingga kebutuhan unsur N kurang tepenuhi yang menyebabkan pertumbuhan maupun hasil tanaman menurun. Menurut Harin Eki Pramitasari, Tatik Wardiyati dan Mochammad Nawawi 2016 Suplai Nitrogen akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, penampilan, warna, dan hasil tanaman. Sejalan dengan Eko Sulistyono, Suwarto dan Yulianti Ramadhani 2005 yang menyatakan evapotranspirasi merupakan peubah yang sangat berkaitan dengan produksi tanaman. Sehingga hal tersebut diduga menjadi penyebab mengapa konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman maupun bobot buah per petak. Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. 92Vol. 7 No. 2, Oktober 2019 Korelasi Tinggi Tanaman Umur 21, 28, dan 35 HST Dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi diketahui bahwa terdapat korelasi yang nyata antara tinggi tanaman umur 21 HST, 28 HST dan 35 HST dengan bobot buah per petak. Hasil uji korelasi dapat dilihat secara rinci pada Tabel 8. Tabel 8. Korelasi Tinggi Tanaman Umur 21, 28 dan 35 HST dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi pada Tabel 8, menunjukan bahwa terdapat korelasi yang nyata antara tinggi tanaman umur 21 HST dengan bobot buah per petak, pada tinggi tanaman 21 HST nilai r = 0,34 dengan kategori r yaitu lemah dengan keterangan nyata. Pada tinggi tanaman umur 28 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,45 dengan kategori r yaitu sedang, dengan keterangan nyata. Pada tinggi tanaman umur 35 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,50 dengan kategori r yaitu sedang, dengan keterangan nyata. Menurut Surtinah 2007 semakin tinggi tanaman tomat maka berat buah semakin meningkat, semakin tinggi tanaman semakin banyak cabangnya dan semakin banyak bunga yang dihasilkan dari cabang-cabang tersebut Korelasi Jumlah Daun Umur 21, 28, dan 35 HST Dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi diketahui bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata antara jumlah daun dan bobot buah per petak umur 21 HST, tetapi berkorelasi nyata antara jumlah daun 28 HST dan 35 HST dengan bobot buah per petak. Hasil uji korelasi dapat dilihat secara rinci pada Tabel 9. Tabel 9. Korelasi Jumlah Daun Umur 21, 28 dan 35 HST dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi pada Tabel 9, menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata antara jumlah daun umur 21 HST dengan bobot buah per petak, pada jumlah daun 21 HST nilai r = 0,23 dengan kategori r yaitu lemah dengan keterangan tidak nyata. Pada jumlah daun umur 28 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,44 dengan kategori r yaitu sedang, dengan keterangan nyata. Pada jumlah daun umur 35 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,51 dengan kategori r yaitu sedang, dengan keterangan nyata. Menurut Johan Ifantri dan Ardiyanto 2015 bahwa salah satu faktor penting penunjang terbentuknya buah secara sempurna adalah daun, daun memiliki peran yang sangat besar dalam menghasilkan buah yang maksimal. Korelasi Diameter Batang Umur 21, 28, dan 35 HST Dengan Bobot Buah Per Petak Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi diketahui bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata antara diameter batang umur 21 HST, 28 HST 35 HST dengan bobot buah per petak. Hasil uji korelasi dapat dilihat secara rinci pada Tabel 10. Tabel 10. Korelasi Diameter Batang Umur 21, 28 dan 35 HST dengan Bobot Buah Per Petak Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. Vol. 7 No. 2, Oktober 201993 Berdasarkan hasil perhitungan Uji Korelasi pada Tabel 10, menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata antara diameter batang umur 21 HST dengan bobot buah per petak, pada diameter batang 21 HST nilai r = 0,09 dengan kategori r yaitu sangat lemah dengan keterangan tidak nyata. Pada diameter batang umur 28 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,37 dengan kategori r yaitu lemah, dengan keterangan nyata. Pada diameter batang umur 35 HST dengan bobot buah per petak terdapat korelasi yang nyata dengan nilai r = 0,33 dengan kategori r yaitu lemah, dengan keterangan nyata. Hal ini sejalan dengan Fahrurrozi, Idarman Tarmizi, dan Bandi Hermawan 2009 yang menyatakan karateristik pertumbuhan tanaman cabai yang indeterminate memungkinkan terjadinya kompetisi pemanfaatan unsur nitrogen antara organ vegetatif dan organ generatif. D. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap pengaruh konsentrasi pupuk organik cair dan takaran pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit Capsicum frutescens L. Kultivar Dewata F1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 1. Kombinasi konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman 21, 28, dan 35 HST, jumlah daun 21, 28, dan 35 HST, diameter batang 28 dan 35 HST, jumlah buah per tanaman , diameter buah, panjang buah, bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak pada cabai rawit Capsicum frutescens L. Kultivar Dewata F1. 2. Tidak ada konsentrasi POC dan takaran pupuk nitrogen terbaik untuk memperoleh hasil tanaman cabai rawit Capsicum frutescens L. Kultivar Dewata F1. 3. Terdapat korelasi yang nyata antara pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 21, 28 dan 35 HST, jumlah daun 28, dan 35 HST serta diameter batang 28, dan 35 HST dengan bobot buah per petak Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan sebaiknya penelitiaan dilakukan di tempat yang mempunyai ketersediaan air yang cukup untuk kebutuhan tanaman cabai rawit. sehingga faktor lingkungan tidak menjadi faktor pembatas untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman cabai rawit secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Abjad Asih Nawangsih, Heri Purwanto Imdad dan Agung Wahyudi. 2003. Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya. Jakarta. Ade Iwan Setiawan. 2007. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta. Adhis Dian Safitri, Riza Linda, Rahmawati. 2017. Aplikasi Pupuk Organik Cair POC Kotoran Kambing Difermentasikan dengan EM4 Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit Capsicum frutescents L. Var. Bara. Jurnal Protobiont. Vol. 6 3 182 – 187. Agus Supardi. 2011. Aplikasi Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Brassica juncea sebagai Pengembangan Materi Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Alfiyan Arif, Arifin Noor Sugiharto dan Eko Widaryanto. 2014. Pengaruh Umur Transplanting Benih dan Pemberian Berbagai Macam Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis Zea mays L. saccharata Sturt.. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 2 1 1 – 9. Arifin Fahmi, Syamsudin, Sri Nuryani H Utami dan Bostang Radjagukguk. 2010. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Zea mays L pada Tanah Regosol dan Latosol. Berita Biologi. Vol. 10 3 297 – 304. Asep Harpenas dan R Dermawan. 2011. Budi Daya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Badan Pusat Statistik dan Diretktorat Jenderal Hortikultura. 2017. Produksi, Luas Panen dan Produktifvitas Cabai Rawit Lima Tahun Terkhir. Dalam diakses tanggal 03 Januari 2018. Bagus Herdy Firmanto. 2009. Budidaya Cabai Hibrida. CV Wacana Gelora Cipta. Bandung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. 2008. Membuat Pupuk Cair Bermutu dari Limbah Kambing. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol. 30 6 5 – 7. Bambang Cahyono. 2003. Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. Bambang Supriyanto. 2013. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo Lokal Kultivar Jambu Orysa sativa Linn. Jurnal Agrifor. Vol. XII 1 77 – 82. Eko Purwanto, Yacobus Sunaryo dan Sri Widata. 2019. Pengaruh Kombinasi Pupuk AB Mix dan POC Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. 94Vol. 7 No. 2, Oktober 2019 Hasil Sawi Brassica juncea L. Hidroponik. Jurnal Ilmiah Agroust. Vol. 2 1 11 – 24. Eko Sulistyono, Suwarto dan Yulianti Ramadhani. 2005. Defisit Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo Oryza sativa L. Bul. Agron. Vol. 33 1 6 – 11. Elfin Efendi, Rita Mawarni dan Junaidi. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakchoy Brassica rapa L.. Jurnal Penelitian Pertanian Bernas Vol. 13 2 44 – 50. Ellen Tjandra. 2015. Panen Cabai Rawit di Polybag. Cahaya Atma. Yogyakarta. Fahrurrozi, Idarman Tarmizi, dan Bandi Hermawan. 2009. Evaluasi Berbagai Dosis Nitrogen untuk Teknik Produksi Tanaman Cabai yang Menggunakan Mulsa. Jurnal Bionatura. Vol. 11 2 147 – 154. Ganda Darmono Nainggolan, Suwardi, dan Darmawan. 2009. Pola Pelepasan Nitrogen dari Pupuk Tersedia Lambat Slow Release Fertilizer Urea-Zeolit-Asam Humat. Jurnal Zeolit Indonesia. Vol. 8 2 89 – 96. Harin Eki Pramitasari, Tatik Wardiyati dan Mochammad Nawawi. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan Brassica oleraceae L.. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4 1 49 – 56. Ida Setya Wahyu Atmaja, Ismail Saleh, R. Eviyati, dan Dodi Budirokhman. 2016. Kajian Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk NPK Terhadap Kualitas dan Mutu Jambu Biji Merah Psidium guajava L. Kultivar Getas pada Musim Kemarau. Agrovigor. Vol. 9 2 111 – 117. Johan Ifantri dan Ardiyanto. 2015. Pengaruh Jumlah Daun dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon Cucumis melo L.. Fakultas Pertanian. Universitas PGRI Yogyakarta. 1 – 14. Kemas Ali Hanafiah. 2001. Rancangan Teori dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo. Jakarta. Kiki Waskito, Nurul Aini dan Koesriharti. 2017. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong Solanum melongena L.. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 5 10 1586 – 1593. Mega Silvia, Gt. M. Sugian Noor, dan M. Ermayn Erhakav. 2012. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabe Rawit Capsicum Frutescent L. Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Kambing pada Tanah Ultisol. Agroscientiae. Vol. 19 3 148 – 154. Miftah Anugrah Pamungkas dan Supijatno. 2017. Pengaruh Pemupukan Nitrogen Terhadap Tinggi dan Percabangan Tanaman Teh Camelia Sinensis L O. Kuntze untuk Pembentukan Bidang Petik. Bul. Agronomi. Vol. 5 2 234 – 241. Muhammad Syukur, Rahmi Yunianti, dan Rahmansyah Dermawan. 2016. Budidaya Cabai Panen Setiap Hari. Penebar Swadaya. Jakarta. Mul Mulyani Sutedjo. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Murniati, Setyono dan Sjarif. 2013. Analisis Korelasi dan Sidik Lintas Peubah Pertumbuhan Terhadap Produksi Cabai Merah Capsicum annum L.. Jurnal Pertanian. Vol. 3 2 111-122. Netti Nurlenawati, Asmanur Jannah, Nimih. 2010. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Capsicum annuum L. Varietas Prabu Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Fosfat dan Bokashi Jerami Limbah Jamur Merang. Agrika. Vol. 4 1 9 – 20. Nur Edy Suminarti. 2010. Pengaruh Pemupukan N dan K pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Talas yang Ditanam di Lahan Kering. Akta Agrosia. Vol. 13 1 1 – 7. Outlook. 2016. Outlook Cabai. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Rahmat Rukmana. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius. Yogyakarta. Resqi Hapsari Ramadhani, Moch. Roviq dan Moch. Dawam Maghfoer. 2016. Pengaruh Sumber Pupuk Nitrogen dan Waktu Pemberian Urea Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis Zea mays Sturt. var. saccharata. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4 1 8 – 15. Rino Anggi Wijaksono, Rijadi Subiantoro, dan Bambang Utoyo. 2016. Pengaruh Lama Fermentasi pada Kualitas Pupuk Kandang Kambing. Jurnal Agro Industri Perkebunan. Vol. 4 2 88 – 96. Sarjana Parman. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang Solanum tuberosum L.. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. XV 2 21 – 31. Sarmi Julita, Hercules Gultom dan Mardaleni. 2013. Pengaruh Pemberian Mikro Organisme Lokal MOL Nasi dan Hormon Tanaman Unggul Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Capsicum annum L.. Jurnal Dinamika Pertanian. Vol. XXVIII 3 167 – 174. Sarwono Hardjowigeno. 2015. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Setiadi. 2008. Cabai Rawit Jenis dan Budaya. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung. Sukmawati Suparhun, Muhammad Anshar, Yohanis Tambing. 2015. Pengaruh Pupuk Organik dan POC dari Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Brassica juncea L.. Jurnal Agrotekbis. Vol. 3 5 602 – 611. Sunu dam Wartoyo. 2006. Dasar hotrtikultura. UNS Pres. Surakarta. Surtinah. 2007. Kajian Tentang Hubungan Pertumbuhan Vegetatif dengan Produksi Tanaman Tomat Lycopersicum esculentum, Mill. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol. 4 1 1 – 9. Syaiful Rahman. 2014. Meraup Untung Bertanam Cabai Rawit dengan Polybag. Lily Publisher. Yogyakarta. Syefani dan A. Lilia. 2003. Pelatihan Pertanian Organik. Fakultas Pertanian Unibraw. Malang. Tim Penulis Agriflo. 2012. Cabai Prospek Bisnis dan Teknologi Mancanegara. Agriflo. Jakarta. Cayenne Pepper Capsicum frutescens L., Liquid Organic Fertilizer, Nitrogen Fertilizer. Vol. 7 No. 2, Oktober 201995 Trubus. 2011. Cabai. Trubus Swadaya. Jakarta. Untung Suwahyono dan Tim Penulis PS. 2014. Cara Cepat Buat Kompos dari Limbah. Penebar Swadaya. Jakarta. Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta. Wijaya. 2000. Analisis Statistik dengan Program SPSS Alfabeta. Bandung. Wijaya. 2000. Perancangan Percobaan. Fakultas Pertanian Unswagati. Cirebon ... Konsentrasi pemupukan didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wardiah 2014, diketahui konsentrasi yang paling efektif pada pertumbuhan tanaman pokcoy dengan perlakuan limbah cair cucian beras adalah konsentrasi 100% Wardiah, Linda and Rahmatan, 2014, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rifaldy 2019 menyatakan bahwa perlakuan pupuk organik cair pada konsentrasi 15%, 20%, dan 25 % tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman cabai rawit Rifaldy, 2019. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memilih konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% untuk mengetahui apakah konsentrasi lebih kecil dan lebih besar dari kedua penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat berpengaruh signifikan pada tanaman cabai rawit. ...Tiyara SafitriSri Sumarni Aris SantjakaBackground Reports show the prenatal anxiety of Indonesia reaches a percentage of of mothers experience anxiety. The COVID-19 pandemic influences pregnant mothers’ psychology, The physical, psychological, and spiritual balance of pregnant mothers should be healthily balanced. This healthy balance includes the childbirth process to avoid psychological interruption. The use of android application information for obstetric service could improve maternal quality by providing intervention autonomously. Method This Research & Development used True Experimental Pre and Post-test with Control Group Design. The intervention was with MiSIs-PreTy application to lose the anxiety of primipara pregnant mothers with Trimester III status on the experimental group for 7 days. Every day, the mothers received 30 minutes of implementation. The positive control group, on the other hand, received health education about childbirth preparation. The researchers took 30 respondents as the samples randomly. The data analysis was tested with non-parametric Wilcoxon and Mann Whitney tests. Results The experts’ validation about the developed application reliability obtained an average score of from six aspects. They were based on the ISO 9126 software’s quality, such as usability, reliability, functionality, efficiency, maintainability, and portability. The experiment used the given intervention for both groups. It was effective to lose the anxiety. The effectiveness for experimental group was p < while control group obtained p < However, the use of the developed application was more effective to lose the anxiety with an average score of 11,8±5,414 for the experimental group than the positive control group with 4,46±4,24. Conclusion The developed application, MiSIs-PreTy, was validated and revised to be more effective to lose the anxiety of pregnant mothers. Further researches could develop the findings by adding some variables, such as childbirth self-efficacy as the valid measuring tool to examine the pregnant mothers' belief to give SafitriSri Sumarni Aris SantjakaBackground Reports show the prenatal anxiety of Indonesia reaches a percentage of of mothers experience anxiety. The COVID-19 pandemic influences pregnant mothers’ psychology, The physical, psychological, and spiritual balance of pregnant mothers should be healthily balanced. This healthy balance includes the childbirth process to avoid psychological interruption. The use of android application information for obstetric service could improve maternal quality by providing intervention autonomously. Method This Research & Development used True Experimental Pre and Post-test with Control Group Design. The intervention was with MiSIs-PreTy application to lose the anxiety of primipara pregnant mothers with Trimester III status on the experimental group for 7 days. Every day, the mothers received 30 minutes of implementation. The positive control group, on the other hand, received health education about childbirth preparation. The researchers took 30 respondents as the samples randomly. The data analysis was tested with non-parametric Wilcoxon and Mann Whitney tests. Results The experts’ validation about the developed application reliability obtained an average score of from six aspects. They were based on the ISO 9126 software’s quality, such as usability, reliability, functionality, efficiency, maintainability, and portability. The experiment used the given intervention for both groups. It was effective to lose the anxiety. The effectiveness for experimental group was p < while control group obtained p < However, the use of the developed application was more effective to lose the anxiety with an average score of 11,8±5,414 for the experimental group than the positive control group with 4,46±4,24. Conclusion The developed application, MiSIs-PreTy, was validated and revised to be more effective to lose the anxiety of pregnant mothers. Further researches could develop the findings by adding some variables, such as childbirth self-efficacy as the valid measuring tool to examine the pregnant mothers' belief to give merupakan unsur hara esensial bagi tanaman sehingga kekurangan unsur tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal. Nitrogen mudah hilang dari tanah sehingga perlu dikurangi kehilangannya dengan membentuk pupuk dalam bentuk tersedia lambat slow release. Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk membuat slow release diantaranya adalah yang memiliki kapasitas tukar kation KTK tinggi. Zeolit dan asam humat merupakan bahan yang memiliki KTK sangat tinggi sehingga memungkinkan digunakan sebagai bahan slow release. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju dan pola pelepasan nitrogen dari formula slow release fertilizer SRF campuran urea, zeolit dan asam humat UZA dan membandingkan laju pelepasan nitrogen dengan pupuk urea pril. Penelitian dilakukan di laboratorium dengan uji inkubasi selama 14 minggu. Penetapan kadar amonium dan nitrat dilakukan dengan mengekstrak tanah dengan metode destilasi ekstraktan KCl 1N + HCl Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam humat yang diberikan pada pupuk mengakibatkan pelepasan nitrogen menjadi amonium dan nitrat semakin lambat. Dari 5 jenis formula slow release fertilizer SRF yang mengandung asam humat, SRF H5 ureazeolit, 70%30% dengan kandungan humat 5% mempunyai laju pelepasan nitrogen paling lambat. Namun, dari 5 jenis pupuk SRF yang mengandung humat tersebut, pupuk SRF H1 dan H3 dengan kandungan humat 1% dan 3% mempunyai laju pelepasan nitrogen yang paling JulitaHercules GultomMardaleni MardaleniThe objective of this research was to examine the effect of giving Rice MOL and superior plant hormone on growth and yield of Chilli. The experiment was arranged using the completely randomized design with two factors. The first factor was rice MOL M, namely M0 without rice MOL, M1 50 cc/l water, M2 100 cc/l water, and M3 150 cc/l water.The second factor was application of superior plant hormone H, consisting of four factor, namely H0 without hormone, H11 cc/l water, H2 2 cc/l water, and H3 3 cc/l water. The parameters observed were plant height, flowering age, the first harvest age, fruit weight per plant, fruit weight per plot, and number of remaining fruit. Data were analyzed using statistical technique and continuing test of BNJ at 5% confident level. The results showed that the interaction of giving rice MOL and hormone had a significant effect on flowering age and harvest age with the best treatment M2H2 with days and M2H2 with days, respectively. The rice MOL alone gave a significant effect on flowering age, the first harvest age, econmic fruit weight per plant, and economic fruit weight per plot with the best treatment was M2. The superior plant hormone alone affected significantly plant height, flowering age, the first harvested age, economic fruit weight per plant, economic fruit weight per plot, and number of remaining uneconomic fruit per plant with the best treatment of ParmanLaboraatorium BiologiStruktur DanFmipa UndipThe research about influence of liquid fertilizer on Solanum tuberosum var granola has been done in research garden Getasan, Salatiga,. This research began on May 2001-August 2001. Thr parental Solanum tuberosum seed var granola which able from the farmer from Dieng plateau in Batur regency Banjarnegara district and liquid fertilizer Supra fromSurya Putra Alam Yogyakarta. Complate research design single factor is used, and continued with Duncan Multiple Range Test 5% for data analysis. Result indicated that liquid fertilixer 4 mg/l not influence on hight, fresh and dry weight potatos tuber Solanum tuberosum.. Liquid fertilizer by 3 mg/l – 4 mg/l caused fresh weight hight and bulbus diameters. Highly is given with constrentation liquid fertilizer 4 mg/l caused fresh wight than the other concentration, and not real defferent with the other given treatment with given fertilizer concentration 3 mg/ Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi GogoEko SulistyonoYulianti Suwarto DanRamadhaniEko Sulistyono, Suwarto dan Yulianti Ramadhani. 2005. Defisit Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo Oryza sativa L. Bul. Agron. Vol. 33 1 6 Pemberian Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakchoy Brassica rapa LElfin EfendiRita Mawarni DanElfin Efendi, Rita Mawarni dan Junaidi. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakchoy Brassica rapa L.. Jurnal Penelitian Pertanian Bernas Vol. 13 2 44 Berbagai Dosis Nitrogen untuk Teknik Produksi Tanaman Cabai yang Menggunakan MulsaIdarman FahrurroziTarmiziDan Bandi HermawanFahrurrozi, Idarman Tarmizi, dan Bandi Hermawan. 2009. Evaluasi Berbagai Dosis Nitrogen untuk Teknik Produksi Tanaman Cabai yang Menggunakan Mulsa. Jurnal Bionatura. Vol. 11 2 147 Dosis Pupuk Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan Brassica oleraceae L.Tatik Harin Eki PramitasariWardiyati Dan MochammadNawawiHarin Eki Pramitasari, Tatik Wardiyati dan Mochammad Nawawi. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan Brassica oleraceae L.. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4 1 49 SetyaWahyu AtmajaIsmail SalehR EviyatiDodi BudirokhmanIda Setya Wahyu Atmaja, Ismail Saleh, R. Eviyati, dan Dodi Budirokhman. 2016. Kajian Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk NPK Terhadap Kualitas dan Mutu Jambu Biji Merah Psidium guajava L. Kultivar Getas pada Musim Kemarau. Agrovigor. Vol. 9 2 111 Jumlah Daun dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon Cucumis melo L.. Fakultas PertanianJohan Ifantri Dan ArdiyantoJohan Ifantri dan Ardiyanto. 2015. Pengaruh Jumlah Daun dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon Cucumis melo L.. Fakultas Pertanian. Universitas PGRI Yogyakarta. 1 Teori dan Aplikasi, PT. Raja GrafindoAli KemasHanafiahKemas Ali Hanafiah. 2001. Rancangan Teori dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo. Jakarta. ZRjb0qC. 218 62 478 240 140 6 421 84 416 dosis pupuk organik cair untuk cabe
![]()